Jumat, 14 Maret 2014

MENYINGKAP TABIR IMAN


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Dalam menimbang-nimbang kualitas iman yang kita punyai, berdasarhan hadits Rasulullah , kiranya dapat diamati dari beberapa dimensi dan aktualitasnya dalam kehidupan kita.
1.       Satu Kata dan Perbuatan
Sabda Rasulullah ,”Iman itu adalah, Ikranum bil lisan watasdiqun hi qolbi wa’amalun bilarkan (diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan)
Dari aspek ini orang beriman adalah orang yang bertanggungjawab dan konsekwen:Perkataanya bias dipegang, dan bila berjanji berjanji selalu ditepati , bukan lain dimulut lain dihati .
2.       Respon Terhadap Perbuatan Munkar
Rasulullah bersabda,”Man roa afminkum mungkar, falyughayyiru biyadihi, failam yastati’ fabili sanihi, failam yastati’ fabi qolbihi, zalikal ad’aful iman,” Artinya, bila kamu melihat perbuatan mungkar , hendaklah kamu robah, dengan tanganmu, kalau tidak mampu, robahlah dengan lisanmu, bila tidak mampu robahlah dengan ‘hatimu. Itulah tanda selemah-lemahnya iman .

                Bagi orang beriman kepada Allah, setiap melihat perbuatan mungkar akan dicegah kalau belum terjadi. Bila sudah terjadi akan dirubahnya kearah yang lebih baik. Kalau memang memungkinkan akan dihilangkannya:kualitas iman seseorang akan terlihat dari cara yang ditempuh mereka dalam usaha menghilangkan perbuatan mungkar terebut.
                Kualitas iman yang dipunyai seseorang:dikategorikan sebagai ‘kuat’ apabila perbuatan mungkar itu dirubahnya dengan tindakan dan perbuatan yang nyata. Termasuk juga, dengan kekuatan atau power yang mereka punyai. Bila tidak mampu, dengan lisan orang melakukan perbuatan mungkar itu diberi tahu akan kesalahan serta resiko yang akan mereka dapat didunia maupun diakhirat nanti.
                Kalau masih belum mampu juga, maka paling tidak hati kita harus berbisik bahwa perbuatan mungkar itu tidak diridhoi Allah dan berdo’a agar Allah memberinya petunjukNya. Kepada mereka yang terakhir ini merupakan indikasi iman yang sangat lemah.

3.       Respon Terhadap Ketetapan Allah
Pada suatu kesempatan pada saat para sahabat sedang menunggu waktu shalat, Rasulullah datang dan menanyakan  keadaan para sahabat:yang dijawab oleh para sahabat bahwa Alhamdulillah mereka ada dalam keadaan beriman. Waktu dijawab demikian Rasulullah bertanya lagi,” Apa yang dimaksud dengan BERIMAN itu?
Pertanyaan ini dijawab oleh seseorang yang hadir dan dibenarkan oleh Rasulullah bahwa ciri-ciri orang yang beriman itu adalah:
a.       Wanaskuru ‘alam Nikmah : Bersyukur  bila mendapat nikmat dari Allah, apapun bentuk dan sekecil apapun nikmat tersebut.
b.      Wanasybirut ‘alal Bala, bersabat bilamana mendapat cobaan dalam kehidupan, ambil berusaha maksimal dan memohon pertolongan Allah. Ujian tersebut dihadapi dengan sabar dan tawakal.
c.       Wanarcho ‘alal Qhodo:iklas dalam menerima keadaan setelah berusaha maksimal ternyata hasilnya masih belum sesuai dengan yang kita harapkan.

Berada pada tingkat iman yang manakah kita dengan menggunakan tiga tolak ukur di atas? Dengarlah bisikan hati nurani masing-masing.    



Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar