Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,- Kalau yang berdialog itu rakyat kecil, tentu dampaknya terhadap masyarakat boleh dikatakan tidak ada. Bahkan kalau yang berdialog itu pemimpin bangsa sekalipun, paling-paling yang terkena imbas secara langsung hanya bangsa itu sendiri. Namun kalau yang berdialog itu Rasullullah dan teman berdialognya malaikat Jibril, jelas pengaruhnya akan mengena manusia.
Itulah yang pernah terjadi pada suatu
saat. Dalam suatu dialog dengan Rasullullah, malaikat mengingatkan manusia akan
suatu resiko atau akibat yang mereka tanggung dari perbuatan-perbuatan
melanggar ketentuan Allah dan RasulNya.
Kata jibril kepada Rasullullah: “Bila mana manusia sudah keranjingan
melakukan dosa, melanggar larangan Allah sudah menjadi konsumsi sehari-hari,
dan perselisihan antara rakyat dengan penguasa, bilamana manusia dalam berusaha
dan berniaga sering mengurangi takaran dan timbangan, maka Allah akan
menurunkan penyakit yang tidak bias disembuhkan.
Pertama Allah akan menjadikan
masyarakatnya berprilaku kasar serta berada di bawah maka Allah akan
menjarangkan turunya hujan.
Terus terang bila kita jujur, apa yang
diingatkan Jibril dalam dialog di atas, sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan
yang kita dapati saat ini. Kalau kita coba menganalisa menggunakan teori
pembuktian terbalik, dimana akibatnya dulu yang kita buktikan, maka statement
Jibril tadi tidaklah berlebihan.
Berbagai jenis
penyakit yang belum bisa disembuhkan sampai saat ini adalah AIDS. Kendati ada
penemuan sejenis tumbuhan yang disebut bintangor
di daerah Sarawak, yang diklaim bias mengatasi penyakit jenis AIDS , namun
secara keseluruhan, penyakit ini masih merupakan momok yang sangat mengerikan
manusia. Betapa tidak, penderita penyakit ini akan kehilangan daya yahan tubuh,
sehingga penyakit seringan apapun yang menyerang, dapat mengancam jiwa mereka.
Menurut data WHO
, saat ini setiap menit ada lima orang yang terinfeksi AIDS di dunia. Penyebab
timbulnya penyakit ini, karena perilaku seksual yang menyimpang dari ketentuan
Allah, seperti yang dilakukan umat nabi Luth dulu (Homo sex dan lesbi-pen)
Tawuran antar
pelajar, antar warga,antar suku, sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita
saat ini. Ruang lingkup tempat mencuatnya perilaku kasar, tidak saja di kota-kota
besar, bahkan juga sudah sampai ke pelosok, antara lain di singkawang,
Kalimantan barat, di tual Maluku, di Batam Riau dll.
Kalau masalah
pemerintahan yang zalim dan perselisihan antara masyarakat dengan penguasa “saluang sajolah nan manyampaian” atau “Tanya sama rumput yang bergoyang.”
Rasanya
frekuensi turunya hujan, jika dikaitkan dengan periodesasi turunya hujan yang
seharusnya di daerah tropis, juga sudah berkurang, walaupun hujan air mata
bertambah lebat entah di Aceh, entah di Ambon, entah di Timor-timor, dan
seterusnya. Inipun terlepas dari gejala alam yang disebabkan oleh El Nino, atau karena dana reboisasi
kesasar entah kemana, atau lubang ozon yang semakin besar. Yang jelas turunya
hujan sudah semakin jarang.
Dengan demikian
maka memang benar dialog tinggkat tinggi terebut. Jika kita himpun, maka akan
kita dapati tiga perbuatan terbanyak pada hari ini yang menghasilkan penyakit
terbesar sepanjang masa:
a.
Manusia sudah terlalu
banyak berbuat dosa
b.
Pengurangan takaran dan
timbangan baik kualitas maupun kuantitas sudah biasa dilakukan manusia yang
melakukan usaha perdagangan dalam berbagai jenis dan bentuknya saat ini.
c.
Banyak manusia yang sudah
enggan membayar zakat
Adakah andil kita didalamnya? Sal Dzamirah! Tanya hati
nurani masing-masing!
0 komentar:
Posting Komentar