Selasa, 04 Maret 2014

DIALOG TINGKAT TINGGI

















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,- Kalau yang berdialog itu rakyat kecil, tentu dampaknya terhadap masyarakat boleh dikatakan tidak ada. Bahkan kalau yang berdialog itu pemimpin bangsa sekalipun, paling-paling yang terkena imbas secara langsung hanya bangsa itu sendiri. Namun kalau yang berdialog itu Rasullullah dan teman berdialognya malaikat Jibril, jelas pengaruhnya akan mengena manusia.
Itulah yang pernah terjadi pada suatu saat. Dalam suatu dialog dengan Rasullullah, malaikat mengingatkan manusia akan suatu resiko atau akibat yang mereka tanggung dari perbuatan-perbuatan melanggar ketentuan Allah dan RasulNya.
Kata jibril kepada Rasullullah: “Bila mana manusia sudah keranjingan melakukan dosa, melanggar larangan Allah sudah menjadi konsumsi sehari-hari, dan perselisihan antara rakyat dengan penguasa, bilamana manusia dalam berusaha dan berniaga sering mengurangi takaran dan timbangan, maka Allah akan menurunkan penyakit yang tidak bias disembuhkan.
Pertama Allah akan menjadikan masyarakatnya berprilaku kasar serta berada di bawah maka Allah akan menjarangkan turunya hujan.
 Terus terang bila kita jujur, apa yang diingatkan Jibril dalam dialog di atas, sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan yang kita dapati saat ini. Kalau kita coba menganalisa menggunakan teori pembuktian terbalik, dimana akibatnya dulu yang kita buktikan, maka statement Jibril tadi tidaklah berlebihan.
Berbagai jenis penyakit yang belum bisa disembuhkan sampai saat ini adalah AIDS. Kendati ada penemuan sejenis tumbuhan yang disebut bintangor di daerah Sarawak, yang diklaim bias mengatasi penyakit jenis AIDS , namun secara keseluruhan, penyakit ini masih merupakan momok yang sangat mengerikan manusia. Betapa tidak, penderita penyakit ini akan kehilangan daya yahan tubuh, sehingga penyakit seringan apapun yang menyerang, dapat mengancam jiwa mereka.
Menurut data WHO , saat ini setiap menit ada lima orang yang terinfeksi AIDS di dunia. Penyebab timbulnya penyakit ini, karena perilaku seksual yang menyimpang dari ketentuan Allah, seperti yang dilakukan umat nabi Luth dulu (Homo sex dan lesbi-pen)
Tawuran antar pelajar, antar warga,antar suku, sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita saat ini. Ruang lingkup tempat mencuatnya perilaku kasar, tidak saja di kota-kota besar, bahkan juga sudah sampai ke pelosok, antara lain di singkawang, Kalimantan barat, di tual Maluku, di Batam Riau dll.
Kalau masalah pemerintahan yang zalim dan perselisihan antara masyarakat dengan penguasa “saluang sajolah nan manyampaian” atau “Tanya sama rumput yang bergoyang.”
Rasanya frekuensi turunya hujan, jika dikaitkan dengan periodesasi turunya hujan yang seharusnya di daerah tropis, juga sudah berkurang, walaupun hujan air mata bertambah lebat entah di Aceh, entah di Ambon, entah di Timor-timor, dan seterusnya. Inipun terlepas dari gejala alam yang disebabkan oleh El Nino, atau karena dana reboisasi kesasar entah kemana, atau lubang ozon yang semakin besar. Yang jelas turunya hujan sudah semakin jarang.
Dengan demikian maka memang benar dialog tinggkat tinggi terebut. Jika kita himpun, maka akan kita dapati tiga perbuatan terbanyak pada hari ini yang menghasilkan penyakit terbesar sepanjang masa:
a.       Manusia sudah terlalu banyak berbuat dosa
b.      Pengurangan takaran dan timbangan baik kualitas maupun kuantitas sudah biasa dilakukan manusia yang melakukan usaha perdagangan dalam berbagai jenis dan bentuknya saat ini.
c.       Banyak manusia yang sudah enggan membayar zakat
Adakah andil kita didalamnya? Sal Dzamirah! Tanya hati

nurani masing-masing!

Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar