Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Judulnya nyanyian Skeeter Davis memang.
Tapi kali ini kita bukan ingin berdendang, namun melihat dari dimensi peradaban
manusia yang tentunya akan berakhir seiring dengan berakhirnya keberadaan dunia
itu sendiri, sebagai satu-satunya planet yang mampu memfasilitasi kehidupan
manusia.
Beberapa waktu yang lalu, satu tim ahli
dari sebuah universitas terkemuka di Amerika Serikat melakukan suatu percobaan
di daerah Amerika Utara, untuk mengantisipasi apabila planet Bumi mengalami
malapetaka, tindakan apa yang perlu dilakukan.
Dalam scenario kiamat yang mereka bikin, para ahli tersebut
memperkirakan penyebabnya, karena membesarnya ukuran matahari hingga
mengakibatkan meningkatnya suhu bumi dan berdampak pada mencairnya semua es
yang ada di kutub.
Informasi mengenai langkah-langkah
penyelamatan yang mereka hasilkan, tidak atau belum mereka publikasikan.
Barangkali pada saatnya nanti, akan menjadi suatu komoditi yang mempunyai nilai
komersial. Jadi keyakinan akan adanya terminal akhir kehidupan di dunia ini,
ada pada semua manusia, tidak mengenal wilayah, suku, bangsa, dan agama.
Berbicata tentang petunjuk-petunjuk dan
tanda-tanda yang mengisyaratkan telah dekatnya akhir zaman , Rasulullah SAW
dalam hadistnya bersabda:”sesungguhnya akhir kehi-dupan di dunia ini sudah angat
dekat, apabila terlihat empat hal yaitu:
a.
Dianggakatnya Ilmu tentang
Din-nullah, maksudnya:
Perhatian dan penghargaan manusia terhadap ajaran
Allah sudah semakin menipis. Ilmu-ilmu duniawi jauh lebih menarik ketimbang
menekuni ilmu menyangkut aqidah Islam. Ini terlihat dari kesediaan orang untuk
membayar mahal dan menyediakan waktu untuk mempelajari bahaa asing, ilmu
computer, dan lain-lain ketimbang mempelajari Al-Qur’an. Harusnya, perhatian
dan penghargaan itu seimbang , tidak menerapkan pola bukan membalah batuang (membelah bamboo-ed)
b.
Pembunuhan terjadi
dimana-mana
Maksudnya, harga nyawa manusia sangat rendah. Karena alasan uang seratus
rupiah, nyawa bisa melayang. Ironisnya lagi bahkan ada anak yang tega membunuh
ibunya hanya karena masalah warisan, bahkan ada seorang anak yang membunuh
kedua orang tuanya dan saudara kandungnya sekaligus. Sementara ada cucu yang
menyudahi neneknya, karena nenek tidak berkenan memberi uang yang diinginkan
oleh sang cucu. Padahal, Rasulullah SAW dalam hadist yang lain mengatakan “Inna
dimaakum wa amwalakum ‘alaikum haram”, artinya sesungguhnya darah dan harta
sesamamu haram .
c.
Fitnah semakin marak
Sebagaimana yang Allah firmankan: “Al finatu asyaddu
minal cloth”, artinya:Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Begitu ketentuan
dala Islam. Namun saat ini fitnah memfitnah, hajat menghujat, terutama pada
golongan yang disebut sebagai intelektual dan pemimpin, gejala itu semakin
ramai.
Barangkali kita masih ingat kasus”Udin”, wartawan
Bernas yang tidak jelas penyelesaianya sampai sekarang. Begitu pula dengan
nasib Karta dan Sengkon yang sempat mendekam dalam penjara bertahun-tahun
karena dituduh melakukan pembunuhan yang tidak pernah mereka kerjakan, dan
masih banyak kasus lainya yang sejenis.
d.
Sifat bakhil bertambah
subur:
Kalau kita cermati, sebagai saudara-saudara kita pada saat
ini, untuk mendatangi tempat-tempat yang bernuansa maksiat, mau saja
menghamburkan uang. Sebaliknya, untuk keperluan jihad fisabilillah, mereka
cukupkan dengan uang pecahan kecil saja. Karena itu pula, bila ada yang ingin
membangun tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam, sering berteriak-teriak
menggunakan pengeras suara meminta sumbangan kepada orang-orang yang lewat di
jalanan. Pengalaman lebih banyak membuktikan, kalau dihimbau aja untuk menyumbang,
lebih banyak orang yang berdalih dan ujung-ujungnya uang tetap tidak keluar.