Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,- Apabila dinilai dari pengakuan
saja, ke-Islaman seseorang tentu sangat sulit untuk diketahui kualitas yang
sebenarnya:Karena itu untuk mengetahui lebih jauh tentang ke-Islaman
seseorang:maka harus dilihat dari beberapa
indicator yang menjadi pentunjuk:teraktualisasi atau tidaknya Dinul Islam dalam
kehidupanya.
Keberadaan Aqidah Islamiyah di
dalam diri seseorang, seharusnya akan membuatnya mampu memelihara hal-hal
sebagai berikut:
1. Keimanan
Dalam
Q.S.Ibrahim ayat 24, Allah menyebutkan perumpamaan iman yang teguh itu, seperti
kasajaratin thoyyibatin, artinya bagaikan
pohon yang kokoh:akarnyamenancap jauh kedalam bumi, batang, dahan, ranting dan
daunya menjulang tinggi ke angkasa. Kalaupun angin datang menuip, bahkan badai
datang mengamuk, boleh jadi dia akan bergoyang, namun bila angin tenang dan
badai reda:dia akan kembali berdiri seperti semula.
Berbeda dengan
kualitas imam yang rapuh, Allah memisalkanya dengan sebutan kasajaratin khabisath , seperti pohon
yang rapuh (Q.S.Ibrahim 28):akarnya hanya sekedar menempel ditanah. Jangan
topan yang datang, angin sepoi-sepoi pun akan mampu merubuhkanya.
Jadi apabila
imanya mantap, maka ia akan beristiqomah untuk tetap berada dijalur shiratal mustaqim . Bahkan tidak jarang:
hal tersebut mampu ditularkan untuk kemudian mengayomi orang lain yang
membutuhkan. Layaknya pohon yang rindang, bias menjadi tempat berteduh dan
berlindung bagi orang lain.
2. Akal
Akal, sebagai
salah satu factor yang melebihkan kedudukan manusia dari mahkluk lain;sangat
penting untuk dipelihara kualitasnya. Karena menurut ketentuan Islam, apa saja
yang dapat mempengaruhi, apalagi merusak akal manusia : dilarang dan
diperintahkan untuk menjauhinya.
Sebagaimana
yang Allah firmankan dalam Q.S.Al Maidah ayat 9 Innamal chamru wal maisiru wal anshohu wal azlamu min’amalis syaithan
fajtanibu (sesungguhnya minuman keras, judi, menyembah berhala dan ramal
meramal adalah pekerjaan syaitan. Oleh karena itu jauhilah)
4 hal tersebut,
tidak saja menyebabkan hilang atau berkurangnya akal dan akan tetapi juga
merendahkan kedudukan akal sendiri.
3. Martabat
Termaktub di dalam Q..At-Tin, Laqad chalaknal insane fi ahsani taqwim (sesungguhnya
manusia merugi itu adalah mahkluk yang sempurna)
Manusia
diciptakan Allah dengan kedudukan dan martabat yang tinggi di antara mahkluk
Allah yang lainya. Namun tsumma radatna hu asfala safilin (bia terhempas ke
lembah kehinaan). Illal ladzina ‘amanu wa ‘amilussholihat (kecuali orang-orang
yang beriman dan beramal saleh).
Jadi yang dapat
memelihara martabat manusia, adalah amal perbuatan baik yang berlandaskan
kepada imam. Makanya ajaran Islam sangat melarang perbuatan yang melanggar
hak-hak manusia, termasuk hak kepemilikan akan benda dan hak untuk hidup.
Sebagaimana
yang ditegaskan Rasullullah,”Inna dima akum waamwalakum ‘alaikum haram
(sesungguhnya harta dan nyawa sesame haram bagimu). Berarti perbuatan yang
melanggar hak kepemilikan harta benda dan nyawa sesam muslim, diharamkan dalam
ajaran islam.
4. Harta
Keberagaman,
harus mampu mengarahkan untuk selalu berada dalam koridor Allah dan RasulNya,
dalam memilih sumber nafkah. Mulai dari cara memperoleh, menggunakan harta
serta mendistribusikanya. Dalam ajaran Islam tidak boleh merugikan orang lain
dalam mencari Harta benda dan kebutuhan lainya. ”watakkulu amawalakum bainakum
bil bathil (jangan sampai kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil).
Berarti dalam
tuntunan Islam, untuk memperoleh harta sumbernya harus yang berkualitas halalan
dan thoyiban.
5. Keluarga
Ku
anfusakum wa ahlikum naro (periharalah dirimu dan ahli (anak&istrimu)serta
familimu dari azab neraka). Sebagai muslim, memiliki kewajiban untuk memelihara
diri dan anggota keluarganya dari azab neraka.
Untuk itu ajaran
Islam menuntun umatnya mulai mencari jodoh, melaksanakan pernikahan, berumah
tangga, mendidik anak, sampai akhirnya mampu membangun rumah tangga sakinah
mawaddah dan warahmah. Rumah yang baiti jannati untuk membentuk keturunan
shaleh dan shalehah.
6. Agama
Disamping
berkewajiban untuk melaksanakan sendiri ketentuan Agama, setiap muslim juga
sangat dihimbau untuk mengajak orang lain ke jalan Allah dan Rasulnya. Wal
takam mainkum ummatum yad’una ilal chair, wayak muruna bil ma’aruf, wayanhauna
‘anil munkar.
Untuk
ajakan tersebut, Allah memberikan suatu penghargaan yang tinggi melalui
firmaNya”waman’ahsanu qoulammirnma da’ailallah (apakah ada perkataan yang lebih
baik dari perkataan yang mengajak orang ke jalan Allah)
Nah
sebagai seorang muslim sudahkah mampu memelihara ke 6 hal tersebut?akan menjadi
lebih baik, bila kita mulai menilai dan menyimpulkannya sekarang juga.
0 komentar:
Posting Komentar