Minggu, 09 Maret 2014

KHUSNUL KHATIMAH















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Rasanya semua muslim mengiginkan akhir kehidupan yang baik. Tentu saja baik menurut ketentuan Allah. Ketentuan ini dikenal dengan sebutan KHUSNUL KHATIMAH, yaitu suatu akhir yang baik.
                Untuk memperoleh hal tersebut, tentu tidak begitu saja dapat digapai. Boleh jadi dengan usahapun belum tentu kita dapatkan. Apalagi jika usaha tersebut tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh
Paling tidak, ada 4 cara yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Tentu saja, untuk memungkinkan bias mendapatkan akhir kehidupan yang baik atau khusnul khatimah yaitu:
1.       Membersihkan Tauhid dari Kemusyrikan
Pada dasarnya, syirik adalah dosa besar, inna syirka la zulmun ‘azim. Oleh karenanya, hal itu harus dijauhi. Sementara itu, ada sebagian orang dalam keadaan tertentu, disadari atau tidak, justru telah berbuat syirik. Misalnya saja mempercayai rasi bintang yang sering ditayangkan di media masa, atau pergi bertanya dan minta aran kepada seseorang yang dianggap mempunyai kemempuan meramal masa depan, kemudian mempercayainya.
Ini jelas bertentangan dengan yang kita ucapkan dalam shalat,iyy ka na’budu wa iyyaka nasta’in. sekali kita mencari pertolongan dan perlindungan selain kepada Allah, maka musyriklah kita.
2.       Bertaubat Kepada Allah
Disadari atau tidak, semua manusia tidak dapat lepas dari perbuatan salah. Baik itu kesalahan kepada Allah, apalagi kesalahan terhadap sesame manusia. Coba renungkan, apa saja aktifitas dari mulai dari bangun pagi. Sudah tepat waktukah melaksanakan holat subuh?. Adakah shalat itu dilakukan karena Allah semata, bukan karena alas an-alasan lain?
Sewaktu sarapan adakah memulainya dengan membaca Bismillahirrahma nirrahim, dan menyudahinya dengan mengucapkan alhamdullillahirabbil’alamin?. Begitu pula saat akan melangkahkan kaki menuju tempat bekerja dan sesampainya ditempat tujuan dengan selamat, sudahkah berterimakasih kepada Allah. Lantas selama berinteraksi dengan orang lain ditempat kerja, apakah ucapan, tindak tanduk dan perilaku, selalu berada dalam koridor Islami dan seterusnya.
Padahal, untuk menutupi kelalaian, Rasulullah saja beristiqhfar paling tidak 70 kali sehari semalam. Berapa kalikah permohonan ampun yang telah kita lakukan? Dalam hadist yang diriwayatkah Tarmizi, Rasul mengatakan “sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat
3.       Memperbanyak amal saleh
Kecenderungan umum adalah bilamana sudah melakukan shalat lima waktu yang diwajibkan, maka cukuplah
amal saleh pada hari itu.padahal, itu baru merupakan kewajiban yang memang harus dilakukan
Padahal shalat wajib akan mempunyai nilai tambah, apabila melakukan juga shlat sunat rawatib, membaca, menghayati dan mengamalkan Al-Quran, serta berbuat bauk dan mengulurkan tangan membantu orang lain yang membutuhkan, diminta atau tidak diminta, chairunna anfa’ahum linnas.
Seringkali kita menyambut tamu yang datang saja tidak bermuka manis. Apalagi tamu yang datang itu akan meminta bantuan kepada kita. Padahal senyuman itu adalah ibadah. Kadangkala bila ada orang yang mengundang kita, kita mencari-cari alas an untuk tidak datang. Bahkan mengucapkan salam saja saat bertemu orang lain kadangkala terasa berat esama muslim dan akan mendapatkan pahala bila kita kerjakan.
4.       Meminta maaf kepada orang
Bila mana kita pernah berbuat salah atau membuat orang lain merasa dirugikan baik moril ataupun materil maka dihari akhir kelak, orang tersebut dapat menuntut ganti rugi kepada kita dengan meminta sebagian pahala yang kita punyai. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut atau paling tidak meminimalkan digerogotinya pahala kita, ehingga bias menyebabkan kita “devisit pahala”yang pati akan menjadi malapetaka besar bagi kita. Maka berusahalah untuk meminta maaf kepada siapa kita mungkin berbuat salah. Dan bagi kita yang merasa diperlakukan tidak baik oleh orang lain, memaafkan kesalahan orang adalah sangat diaanjurkan. Malah hal itu merupakan salah satu cirri dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah:wal’afina’aninnas.

Kalau hal diatas sudah dilakukan alhamdullilah!kalaupun belum mungkin kita masih ada kesempatan. Yang menjadi masalah adalah, maukah kita melakukanya?

Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar