Minggu, 02 Maret 2014

D.U.I.T: SARANA KESELAMATAN


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Semua orang pasti tahu betul maksud dan arti dari judul ini. Kecuali (orang-orang yang hiduped) di zaman primitif, dimana transaksi perdagangan masih memakai cara barter:barang dengan barang. Bahkan kadangkala kedua belah pihak tidak perlu berhadapan langsung dalam proses transaksi.
Di zaman modern, rasanya sangat mustahil transaksi perdagangan dilakukan tanpa menggunakan duit, sebagai alat pembayaran sah. Walaupun dapat berbentuk pengganti lainya seperti cheque, giro bilyet dan lainya.
DUIT sebagai sarana  kebutuhan manusia untuk mencapai keelamatan hidup di dunia dan di akhirat. Ternyata memiliki pengertian lain sebagai berikut
1.       DOA
Ada yang menyebutkan bahea intinya ibadah itu adalah do’a. sebab do’a merupakan salah satu cara untuk menunjukan kesadaran dan pengakuan, betapa lemahnya manusia sebagai hamba Allah. Karena hanya kepda Allah sajalah selayaknya (kita-ed) mengabdi dan meminta pertolongan, sebagaimana yang termaktub dalam ummul Qur’an surat Alfatihah Iyyaka na’budu wa iyyaka nastha ‘in, yang artinya, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi, dan hanya kepada Engkaulah jua kami memohon pertolongan 

Melalui do’a, akan dapat membuka pintu masuk inayah dan  ridho dari Allah bagi kita. Rasullullah dalam berbagai kesempatan berkumpul dengan para sahabatnya, sering mengemukakan berbagai syarat untuk berdo’a, antara lain:
-Tadorruk (Merendahkan diri dihadapan Allah)
-Tharah  (Dalam keadaan suci dan berwuduk). Di tempat yang baik seperti Masjid, Mushalla, Multazam, dan tempat lainya yang terjaga dari berbagai najis.
Salah satu hadist, Rasullullah menyebutkan, ada dua golongan manusia yang doanya cepat di hijabah (diterima)Allah, yaitu orang yang berpuaa dan orang-orang yang teraniaya.
2.       Usaha
Allah mengatakan dalam surat Ar-Ra’d Ayat 11 Innallahalaa yughaiyiru ma bi qaumi hatta yughaiyuru ma bi anfusihim, yang artinya:Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, sampai kaum itu sendiri berusaha untuk merubahnya.
Dalam lingkup yang lebih kecil ini hal yang sama berlaku juga bagi setiap orang. Dalam Q.S.An Najm 39 didebutkan pula: Wa anlaisa lil insane illa maa Sa’a, artinya, dan manusia tidak memperoleh, kecuali apa yang diusahakannya
Dalam kedua Firman Allah tersebut, terlihat betapa kuatnya dorongan Ajaran Islam, agar ummatnya mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Bahkan Rasullullah menambahkan,”Tangan di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.” Atau menurut pribahasa,”Memberi itu lebih baik dari pada menerima”.
Untuk bias tangan di atas, tentu dibutuhkan kepemilikan di atas rata-rata. Dalam situasi sulit, pasti dibutuhkan usaha ekstra  atau willingness to do more , kecuali bila mau menempuh cara-cara tidak terhormat, baik berasal dari pandangan manusia apa lagi dari pandangan Allah.
3.       Ikhsan
Agar kita tidak menghalalkan segala cara dalam menjalani kehidupan, maka diperlukan keyakinan akan keberadaan Allah di manapun, kapanpun dan dalam keadaan yang bagaimanapun kita seperti yang ditegaskan Allah dalam Q.S.Al Baqarah 186:Wa idza sa alaka ‘Ibadii ‘anni, fa inni qoribun ujibu da’watadda’I idza da’anii fal yastajibuli wal yu’minubi la’allalukum yarsyuduun. Artinya: Bila hamba-hambaKu bertanya tentang aku, katakan bahwa Aku dekat. Aku perkenankan permohonan orang yang berdo’a. Maka hendaklah mereka memenuhi panggilanKu, dan hendakilah mereka beriman kepadaKu. Demikian itu bagi mereka orang-orang Yang Cerdas.
Rasanya dengan sifat Ihsan yang ada dalam diri, akan mampu menghalangi kita dan berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah.
4.       Tawakal
Seringkali dalam kehidupan, apa yang tidak diinginkan justru datang, sementara apa yang ditargetkan, bahkan secara matematis dan logis akan dapat teraih, malah menjauh. Di saat inilah diperlukan untuk berserah diri kepada Allah. Di saat semua sumber daya telah dikerahkan , ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diperhitungkan. Saat itulah yang paling tepat untuk menyimak Firman Allah yang Artinya:dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu uka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedangkan kamu tidak mengetahuinya. (QS:2, ayat 216)

Bukankah salah satu cirri orang yang beriman itu wanarocho alal qhodo, kata Rasullullah, yaitu ilkhlas menerima ketentuan Allah? Jadi dengan ber DUIT(ber-Do’a,ber-Usaha yang keras, bersifat ikhsan dan ber Tawakal dalam setiap situasi), insyaAllah akan membawa keselamatan hidup didunia dan akhirat. Amin ya Rabbal’alamin.

Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar