Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Semua orang
pasti tahu betul maksud dan arti dari judul ini. Kecuali (orang-orang yang hidup –ed)
di zaman primitif, dimana transaksi perdagangan masih memakai cara
barter:barang dengan barang. Bahkan kadangkala kedua belah pihak tidak perlu
berhadapan langsung dalam proses transaksi.
Di zaman modern,
rasanya sangat mustahil transaksi perdagangan dilakukan tanpa menggunakan duit, sebagai alat pembayaran sah.
Walaupun dapat berbentuk pengganti lainya seperti cheque, giro bilyet dan lainya.
DUIT sebagai
sarana kebutuhan manusia untuk mencapai
keelamatan hidup di dunia dan di akhirat. Ternyata memiliki pengertian lain
sebagai berikut
1. DOA
Ada yang
menyebutkan bahea intinya ibadah itu adalah do’a. sebab do’a merupakan salah
satu cara untuk menunjukan kesadaran dan pengakuan, betapa lemahnya manusia
sebagai hamba Allah. Karena hanya kepda Allah sajalah selayaknya (kita-ed) mengabdi dan meminta
pertolongan, sebagaimana yang termaktub dalam ummul Qur’an surat Alfatihah Iyyaka
na’budu wa iyyaka nastha ‘in, yang artinya, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi, dan hanya kepada Engkaulah jua
kami memohon pertolongan
Melalui do’a,
akan dapat membuka pintu masuk inayah dan
ridho dari Allah bagi kita. Rasullullah
dalam berbagai kesempatan berkumpul dengan para sahabatnya, sering mengemukakan
berbagai syarat untuk berdo’a, antara lain:
-Tadorruk
(Merendahkan diri dihadapan
Allah)
-Tharah (Dalam
keadaan suci dan berwuduk). Di tempat yang baik seperti Masjid, Mushalla,
Multazam, dan tempat lainya yang terjaga dari berbagai najis.
Salah satu
hadist, Rasullullah menyebutkan, ada dua golongan manusia yang doanya cepat di
hijabah (diterima)Allah, yaitu orang yang berpuaa dan orang-orang yang
teraniaya.
2. Usaha
Allah mengatakan
dalam surat Ar-Ra’d Ayat 11 Innallahalaa yughaiyiru ma bi qaumi hatta
yughaiyuru ma bi anfusihim, yang artinya:Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, sampai kaum itu sendiri
berusaha untuk merubahnya.
Dalam lingkup
yang lebih kecil ini hal yang sama berlaku juga bagi setiap orang. Dalam Q.S.An
Najm 39 didebutkan pula: Wa anlaisa lil insane illa maa Sa’a, artinya,
dan manusia tidak memperoleh, kecuali apa
yang diusahakannya
Dalam kedua
Firman Allah tersebut, terlihat betapa kuatnya dorongan Ajaran Islam, agar
ummatnya mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Bahkan
Rasullullah menambahkan,”Tangan di atas lebih baik dari pada tangan yang di
bawah.” Atau menurut pribahasa,”Memberi itu lebih baik dari pada menerima”.
Untuk bias
tangan di atas, tentu dibutuhkan kepemilikan di atas rata-rata. Dalam situasi
sulit, pasti dibutuhkan usaha ekstra atau willingness
to do more , kecuali bila mau menempuh cara-cara tidak terhormat, baik
berasal dari pandangan manusia apa lagi dari pandangan Allah.
3. Ikhsan
Agar kita tidak
menghalalkan segala cara dalam menjalani kehidupan, maka diperlukan keyakinan
akan keberadaan Allah di manapun, kapanpun dan dalam keadaan yang bagaimanapun
kita seperti yang ditegaskan Allah dalam Q.S.Al Baqarah 186:Wa
idza sa alaka ‘Ibadii ‘anni, fa inni qoribun ujibu da’watadda’I idza da’anii
fal yastajibuli wal yu’minubi la’allalukum yarsyuduun. Artinya: Bila hamba-hambaKu bertanya tentang
aku, katakan bahwa Aku dekat. Aku perkenankan permohonan orang yang berdo’a.
Maka hendaklah mereka memenuhi panggilanKu, dan hendakilah mereka beriman
kepadaKu. Demikian itu bagi mereka orang-orang Yang Cerdas.
Rasanya dengan
sifat Ihsan yang ada dalam diri, akan mampu menghalangi kita dan berbuat
sesuatu yang tidak diridhoi Allah.
4.
Tawakal
Seringkali dalam
kehidupan, apa yang tidak diinginkan justru datang, sementara apa yang
ditargetkan, bahkan secara matematis dan logis akan dapat teraih, malah
menjauh. Di saat inilah diperlukan untuk berserah diri kepada Allah. Di saat
semua sumber daya telah dikerahkan , ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa
yang diperhitungkan. Saat itulah yang paling tepat untuk menyimak Firman Allah
yang Artinya:dan boleh jadi kamu benci
kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu uka kepada
sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang
mengetahui (semuanya itu), sedangkan kamu tidak mengetahuinya. (QS:2, ayat 216)
Bukankah salah
satu cirri orang yang beriman itu wanarocho
alal qhodo, kata Rasullullah, yaitu ilkhlas menerima ketentuan Allah? Jadi
dengan ber DUIT(ber-Do’a,ber-Usaha yang keras, bersifat ikhsan dan ber Tawakal
dalam setiap situasi), insyaAllah akan membawa keselamatan hidup didunia dan
akhirat. Amin ya Rabbal’alamin.
0 komentar:
Posting Komentar