Kamis, 06 Maret 2014

ECONOMIC NETWORK















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-  Salah  satu masalah  terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini , adalah kesenjangan ekonomi masyarakat. Ini sebagai akibat kesalahan strategi pembangunan. Hasilnya, tentu saja terjadi jurang pemisah antara kelompok yang mampu semakin lebar dan dalam.
Persoalan tersebut, justru ditambah dengan posisi hutang luar negeri Indonesia saat ini 96% dari produk domestic ruto. Untuk membayar hutang tersebut, terpaksalah harus menggunakan pinjaman baru, serta penggalian sumber daya alam sebanyak-banyaknya.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka perlu diterapkan system ekonomi yang berbasiskan kehidupan rakyat. Jadi penegakan demokrasi yang saat ini sedang diperjuangkan, hendaknya diikuti dengan penegakan keadilan dalam bidang ekonomi.
Sebagai contoh, ummat Islam  yang berjumlah 87% dari 209 juta penduduk Indonesia, harus mampu membangun jaringan ekonomi yang kuat. Kalau mau saja umat Islam berpikir secara objektif, dengan jumlah sedemikian besar, merupakan solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Umat Islam adalah   stockholder dan stake holder sekaligus.
Ummat Islam adalah konsumen yang pontensial, karena itu harus diorganisir oleh pihak produsen. Bila tidak mampu menyelesaikan permasalahan sendiri,maka akan muncul pihak lain menawarkan solusi yang tentunya latarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan sendiri, baik yang mereka utarakan secara resmi maupun yang tersembunyi.
Jadi usaha saat ini harus diarahkan, bagaimana menjadikan ummat Islam sebagai mesin penggerak ekonomi kita. Untuk itu, yang paling penting ditumbuh kembangkan, adalah kesadaran dan keinginan untuk bersatu membangun economi network.
Jelas yang menjadi basisnya adalah mutual trust diantara umat islam. Suasana saling curiga, serta keinginan hanya untuk mendahulukan kepentingan diri sendiri atau kelompok sendiri, pasti akan menjadi penghambat utama untuk terciptanya jaringan ekonomi ini.
Untuk itu, barangkali yang bias dijadikan embrio net-work adalah: kelompok-kelompok masjid, kelompok majelis ta’lim, kelompok remaja masjid, dan lain-lain. Di antara anggota ini, sudah terjalin rasa percaya, saling membantu, rasa kesatuan dan hubungan ukhuwah yang cukup kuat. Jadi jangan kelompok yang ada hanya digunakan untuk kepentingan politik saja. Namun harus diarahkan kepada kepentingan untuk meningkatkan taraf hidup umat di bidang ekonomi, yang sejak zaman Indonesia merdeka, hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Kelompok  yang sudah terbangun ini, harus mampu membangun unit-unit usaha yang menyangkut keperluan masyarakat banyak. Misalnya aja, membuka usaha perbengkelan, distributor barang-barang kebutuhan pokok, unit pelayanan kesehatan, lembaga-lembaga pendidikan yang memfokukan pada pembekalan ilmu dan pengetahuan yang bersifat life skill dan masih banyak lainya

Rasanya hal-hal tersebut dimulai segera. Harus ada di masing-masing daerah atau wilayah, mau menjadi inisiator, untuk memulai mengorganisir usaha ini. Tentunya dises
uaikan dengan situasi dan kondisi objektif yang ada. Nah, siapa yang mau memulai?


Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar