Awak Juo

Agama Islam Wahyu Allah untuk Kita, Jalankan Utamakan Optimalkan.

Awak Juo

Adat Warisan untuk Anak Kemenakan, Jalankan Utamakan Optimalkan.

Awak Juo

Agama Islam Wahyu Allah untuk Kita, Jalankan Utamakan Optimalkan.

Awak Juo

Adat Warisan untuk Anak Kemenakan, Jalankan Utamakan Optimalkan.

Awak Juo

Adat Warisan untuk Anak Kemenakan, Jalankan Utamakan Optimalkan.

Senin, 31 Maret 2014

"PERINGATAN" RASULULLAH


ASSALAMU'ALAIKUM WW ;

DALAM RANGKA TAWA SYOIBIL HAQ , PERLU RASANYA KITA SEGARKAN PIKIRAN KITA TENTANG "PERINGATAN"  RASULULLAH BERKAITAN DENGAN SITUASI DAN KONDISI  TERKINI YANG SEDANG DAN YANG AKAN KITA HADAPI YAITU SABDA RASULULLAH  ;

H.R. IMAM AHMAD BIN HANBAL IMAM BUKHARI DAN MUSLIM ;

3 GOLONGAN MANUSIA  YANG : TIDAK AKAN DIAJAK BICARA OLEH ALLAH DI HARI KIAMAT,TIDAK DIRAHMATI, TIDAK DIAMPUNKAN DOSANYA DAN AKAN MENDAPATKAN SIKSA YANG PEDIH, YAITU :


1. MEREKA YANG BERKELEBIHAN AIR TAPI TIDAK MAU MEMBERIKAN KEPADA ORANG/MAKHLUK LAINNYA YANG MEMBUTUHKAN.

2.ORANG YANG MENJUAL BARANG DAGANGANNYA BERSUMPAH DENGAN MENYE BUTKAN NAMA ALLAH, TAPI TIDAK SESUAI DENGAN YANG IA TAWARKAN.

3.ORANG MEMILIH PEMIMPIN, TETAPI MEREKA TIDAK MEMILIH KECUALI APABI LA MENDAPATKAN IMBALAN UANG ATAU BENDA APAPUN DARI YANG AKAN DIPI LIH. ( !!!!!!!!!!!!!!hal ini harus jadi perhatian kita menjelang tgl 09 April ini !!!!!!!!!!!!!!!!)

SEMOGA BERMANFAAT, WASSALAM.

Jumat, 14 Maret 2014

CRISIS MANAGEMENT


Asslm ww, 
Menurut pendapat para pakar dalam mengatasi krisis yang terjadi dalam kehidupan kita ada 3 sikap yang harus kita kedepankan :

1. WILLINGNESS TO DO MORE

Maknanya kita harus bekerja keras. kalau dalam situasi biasa kecepatan kita 60-70 KM per jam , maka dalam situasi krisis kecepatan kita harus ditambah. kalau mungkin " full speed", Namun "safety First". Kalau kita bekerja biasa2 saja disaat krisis maka kita akan tertinggal jauh dan kalah bersaing.

2. DO NOT BLAME THE OTHERS

Lebih banyak instropeksi diri, jangan sekali-kali menyalahkan orang lain atas ketidak berhasilan kita. Kaji plus minus kita, kenali diri kita. Adakan SWOT Analysis atau Analisa KeKePAn = Kekuatan, Kelemahan , Peluang dan Ancaman. Dengan demikian kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk diri kita . Klu masih ada yang kurang kita usahakan untuk menambahnya, atau kita bersinergi dengan orang lain dengan prinsip " win win solution".

3. SPEAK WITH DATA.

Keakuratan data yang dijadikan sumber informasi dalam menentukan langkah dan mengambil keputusan akan sangat menentukan kaakuratan langkah dan keputusan yang kita ambil.               " garbage in , garbage out". Kalau data yang masuk kualitas rendah , maka keluarannya pun akan rendah. Untuk itu sumber data harus dari sumber yang kredibilitas kelembagaannya tidak diragukan.

Mudah2an bermanfaat.
Wassalam!!!

MENYINGKAP TABIR IMAN


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Dalam menimbang-nimbang kualitas iman yang kita punyai, berdasarhan hadits Rasulullah , kiranya dapat diamati dari beberapa dimensi dan aktualitasnya dalam kehidupan kita.
1.       Satu Kata dan Perbuatan
Sabda Rasulullah ,”Iman itu adalah, Ikranum bil lisan watasdiqun hi qolbi wa’amalun bilarkan (diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan)
Dari aspek ini orang beriman adalah orang yang bertanggungjawab dan konsekwen:Perkataanya bias dipegang, dan bila berjanji berjanji selalu ditepati , bukan lain dimulut lain dihati .
2.       Respon Terhadap Perbuatan Munkar
Rasulullah bersabda,”Man roa afminkum mungkar, falyughayyiru biyadihi, failam yastati’ fabili sanihi, failam yastati’ fabi qolbihi, zalikal ad’aful iman,” Artinya, bila kamu melihat perbuatan mungkar , hendaklah kamu robah, dengan tanganmu, kalau tidak mampu, robahlah dengan lisanmu, bila tidak mampu robahlah dengan ‘hatimu. Itulah tanda selemah-lemahnya iman .

                Bagi orang beriman kepada Allah, setiap melihat perbuatan mungkar akan dicegah kalau belum terjadi. Bila sudah terjadi akan dirubahnya kearah yang lebih baik. Kalau memang memungkinkan akan dihilangkannya:kualitas iman seseorang akan terlihat dari cara yang ditempuh mereka dalam usaha menghilangkan perbuatan mungkar terebut.
                Kualitas iman yang dipunyai seseorang:dikategorikan sebagai ‘kuat’ apabila perbuatan mungkar itu dirubahnya dengan tindakan dan perbuatan yang nyata. Termasuk juga, dengan kekuatan atau power yang mereka punyai. Bila tidak mampu, dengan lisan orang melakukan perbuatan mungkar itu diberi tahu akan kesalahan serta resiko yang akan mereka dapat didunia maupun diakhirat nanti.
                Kalau masih belum mampu juga, maka paling tidak hati kita harus berbisik bahwa perbuatan mungkar itu tidak diridhoi Allah dan berdo’a agar Allah memberinya petunjukNya. Kepada mereka yang terakhir ini merupakan indikasi iman yang sangat lemah.

3.       Respon Terhadap Ketetapan Allah
Pada suatu kesempatan pada saat para sahabat sedang menunggu waktu shalat, Rasulullah datang dan menanyakan  keadaan para sahabat:yang dijawab oleh para sahabat bahwa Alhamdulillah mereka ada dalam keadaan beriman. Waktu dijawab demikian Rasulullah bertanya lagi,” Apa yang dimaksud dengan BERIMAN itu?
Pertanyaan ini dijawab oleh seseorang yang hadir dan dibenarkan oleh Rasulullah bahwa ciri-ciri orang yang beriman itu adalah:
a.       Wanaskuru ‘alam Nikmah : Bersyukur  bila mendapat nikmat dari Allah, apapun bentuk dan sekecil apapun nikmat tersebut.
b.      Wanasybirut ‘alal Bala, bersabat bilamana mendapat cobaan dalam kehidupan, ambil berusaha maksimal dan memohon pertolongan Allah. Ujian tersebut dihadapi dengan sabar dan tawakal.
c.       Wanarcho ‘alal Qhodo:iklas dalam menerima keadaan setelah berusaha maksimal ternyata hasilnya masih belum sesuai dengan yang kita harapkan.

Berada pada tingkat iman yang manakah kita dengan menggunakan tiga tolak ukur di atas? Dengarlah bisikan hati nurani masing-masing.    



Rabu, 12 Maret 2014

CARA MINTA PERTOLONGAN ALLAH;

Asslm ww ;

Suatu saat 3 Musafir berlindung dalam Gua  dari keganasan badai yang terjadi di Padang Pasir. Karena kencangnya Badai sebuah batu jatuh menutupi mulut Gua. Setelah badai reda mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan batu tersebut, namun mereka tidak mampu. Kemudian mereka ber 3 berunding dan memutuskan untuk mengadu dan minta tolong kepada ALLAH  dengan menyampaikan amal atau perbuatan yang mereka pernah lakukan dengan ikhlas karena mencari RidhoAllah semata.

Musafir 1 : "Ya Allah kedua orang tuaku tinggal bersamaku. setiap pagi setelah memerah susu selalu mereka yang pertama meminumnya. Suatu hari mereka terlambat bangun dan Aku tidak sampai hati utk membangunkannya. Anak2ku sudah menangis meminta susu tersebut, namun aitu ku tetap menunggu kedua orang tua ku bangun dan mereka yang meminum susu itu yang pertama. Kalau ini Aku lakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridhoMU ya Allah, tolong lah kami keluar dari dalam Gua ini ".
Batu yang menutupi gua tersebut bergerak, namun belum memungkinkan mereka untuk keluar.

Musafir 2  :  " Ya Allah, Aku mempekerjakan beberapa orang untuk mengembalakan ternak2 kami yang dibayar gajinya setiap minggu..Suatu saat ada seorang pekerja yang tidak  mengambil  gaji dan tak seorang pun tahu kemana perginya ybs. Uang gaji nya kami belikan ternak dan kami pelihara bersama ternak2 kami. berapa tahun kemudian ybs datang meminta gajinya, kami menunjukkan  ternak yang kami beli dengan uang gajinya dulu. Ybs membawa semua ternak itu dan kami serahkan tanpa membebaninya biaya apapun. Kalau ini kami lakukan dengan ikhlas dan untuk mencari ridhoMU ya Allah tolonglah kami keluar dari Gua ini".
Batu kembali bergerak, tapi tetap belum memungkinkan mereka keluar.

Musafir 3 : " Ya Allah, Aku sangat tertarik dengan Putri Pamanku, namun dia tidak ada perhatian kepada ku. Suatu saat keluarga Pamanku mengalami kekurangan makanan karena paceklik, Putrinya disuruh untuk meminta tolong kepadaku. Waktu dia datang yang merupakan kesempatan yang sudah lama kunantikan, disaat bisikan setan datang ditelingaku, Aku ingat Engkau ya Allah, Aku takut kepadaMU sehingga Aku tidak sampai melakukan perbuatan yang Engkau larang. Kalau ini Aku lakukan dengan ikhlas dan karena ingin mendapatkan ridhoMU ya Allah, tolong lah kami keluar dari Gua ini ".   
Batu kembali bergerak dan mereka ber 3 bisa keluar dari dalam Gua tersebut.

Jadi suatu perbuatan yang kita lakukan dengan ikhlas karena  mencari Ridho Allah semata dapat kita sampaikan kepada Allah untuk mendapatkan pertolonganNYA. 
Melihat bencana ASAP yang kita hadapi saat ini terutama Kabupaten 50 Kota dan Payakumbuh , berdasarkan pengujian udara di ke 2 Daerah tersebut oleh DinKes Prop.Sumbar menyatakan partikel PM 10 ( Particulated Material) yang baik bagi kesehatan pada tingkat maksimal 150 PM10, ternyata sudah berada pada level 158 PM10. Karena dipantau Asap yang ada tidak hanya berasal dari kebakaran lahan di Riau yang dari 900 Titik, tapi sudah bercampur dengan asap serta partikel yang datang dari Gunung Sinabung. Rasanya tidak ada kita yang mampu menghentikan bencana ini. oleh karena itu mari kita masing2 melakukan apa yang dilakukan ke 3 Musafir diatas untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar bencana yang kita hadapi yang sangat berdampak buruk dan berbahaya bagi kehidupan kita ini , segera dihilangkan dan dijauhkan Allah dari kita.
Mari kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. mudah2an usaha dan do'a kita diperkenankan ALLAH, aaamiin. Wassalam.

Selasa, 11 Maret 2014

MASALAH KITA

Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Sebenarnya ada suatu persoalan yang sangat memalukan, terutama bagi sebuah bangsa besar yang hidup dalam peradaban ketimuran, penuh santun dan etika, kaya tatanan adat dan ta’at beribadat. Persoalan yang paling tidak proposional dan professional itu, terjadi begitu saja didepan hidung kita. Persoaalan yang justru kalau diterapkan sesuai porsinya, justru tidak akan menimbulkan masalah.
                Setelah beberapa kali survey yang dilakukan oleh Political Economical Risk Consultancy, Indonesia selalu berada di peringkat atas dalam hak KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme). Tentu saja hal tersebut merupakan masalah besar buat bangsa ini.
                Namun demikian, untuk saat ini, kalaupun belum ada kemampuan kita untuk mengenyahkan KKN dari berbagai aspek kehidupan, setidaknya secara objektif, kita mengetahui paling tidak ada 4 penyebab yang mendorong tumbuh kembangnya KKN tersebut yaitu:
1.       Kebutuhan Lebih Besar dari Pendapatan
Diakui atau tidak, yang jelas tingkat  pendapatan resmi pegawai pemerintah memang masih jauh dari tingkat kebutuhan. Sementara itu kemajuan teknologi, paling tidak menjadi salah satu penyebab suburnya budaya Konsumerisme di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai contoh: seorang Hafizh Al Quran di Singapura, berpendapatan 300  dolar singapura /bulan, sementara di Malasyia, pekerja biasa bergaji  350 ringgit/bulan, sedangkan di Indonesia, dengan UMR yang sepertiganya, harus menghadapi system yang korup. Untuk mencap SIM dan paspor saja, yang notabenenya menggunakan jempol sendiri, kita harus membayar, conto yang lain sungguh begitu banyak, barangkali pengalaman kita berbeda-beda, tapi bias diyakini, kalau situasi yang demikian memang tengah melanda.
2.        Ahklak dan Mental Sudah Runtuh
Kalau ada tokoh nasional yang mengatakan bahwa korupsi sudah membudaya di bangsa kita, rasanya sulit untuk membantahnya. Tentu saja besarnya uang rakyat yang di korupsi, sesuai dengan tinggi rendahya kedudukan seseorang. Bertambah tinggi kedudukan seseorang, akan bertambah besar pula jumlah nilai korupsi yang berpeluang mereka lakukan.
Bila seorang pegawai rendahan yang bertugas memfoto copy dokumen, lalu memanfaatkan untuk kepentingan pribadi 10 lembar kertas per hari, berapa rim kertas yang menyimpang dari penggunaan seharusnya diseluruh instansi pemerintah.
Kita sering geleng-geleng kepala, melihat seorang pejabat Negara, yang berpendapatan resmi hanya cukup untuk biaya kebutuhan keluarga sehari-hari, tapi mampu membeli beberapa rumah  dan mobil mewah. Aneh memang, tetapi begitulah kenyataanya.
3.       Pengawasan Yang Tidak Efektif
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa oknum petugas dari suatu instansi  yang bertanggung jawab, dalam memeriksa penggunaan dana pemerintah, lebih sering mencari penyimpangan bukan untuk menindaknya, tapi untuk  memperkuat posisi tawar menawar upeti, guna meringankan, bahkan menghapuskan penyimpangan yang ditemui mereka. Termasuk pemeriksaan yang dilakukan instansi pemerintah terhadap sektor swasta.
4.       Tradisi Masyarakat Yang Salah
Apabila sesorang menjadi pejabat, maka anggota keluarga yang harus disantuni dan dipenuhi kebutuhanya, mendadak menjadi banyak. Sering seorang pejabat, karena menjaga reputasi dimata keluarga, berusaha untuk membuktikan , bahwa mereka mampu menyenangkan semua kerabat mereka. Sayangnya, sering dilihat dari aspek materi saja oleh orang-orang disekelilingnya.
Di samping hal-hal tersebut diatas, maih ada masalah subtansial yang memperburuk situasi, yaitu:
a.       Sistem pembangunan dan pendidikan yang keliru. Negara kita adalah Negara agraris dan bahari, sekarang ada berapa Lembaga Pendidikan di bidang tersebut?kalaupun ada, tentu saja masih belum memadai.
b.      Kerancuan instansi Negara, di mana adanya kedudukan lembaga Negara yang tumpang tindih .
c.       Lemahnya penegakan hokum

Oleh karena itu solusi yang dapat ditempuh adalah
a.        Membangun sistem yang benar, dimana kewenangan institusi menjadi proposional.
b.      Sistem pembangunan dan pendidikan disesuaikan dengan potensi alam dan gografis.
c.       Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan yang terjangkau.
d.      Melakukan system reward and punishment yang membuat pelaku-pelaku pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku menjadi jera untuk mengulangi perbuatan mereka. Misalnya, hukum potong jari dan dikucilkan di tempat yang terpencil, bagi koruptor yang menggerogoti harta rakyat.

                Prasyarat  mutlak  untuk berhasilnya usaha ini, harus ada kesamaan nawaitu, keinginan dan persepsi dari seluruh anak bangsa. Nah, tentu saja hal itu terpulang kepada keinginan individual, terutama nurani para elite pimpinan itu sendiri untuk mau atau tidaknya merubah keadaan seperti ini.

Senin, 10 Maret 2014

MANAJEMEN KECEMASAN

Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Walau tidak semua orang mempunyai sifat mudah dihinggapi rasa cemas, namun patinya, setiap orang pernah merasakan cemas. Boleh jadi karna rasa cemas kalau tidak lulus ujian, rasa cemas akan ditolak cintanya, rasa cemas gagal dalam masa percobaan pekerjaan, rasa cemas dalam menghadapi masa pensiun, dan masih banyak lagi contohnya.
Jadi merupakan sikap paling bijaksana, manakala kita bias mengelemnir perasaan dalam menghadapi kecemasan, sambil mempersiapkan diri dengan kiat-kiat untuk menghadapinya.
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan tersebut adalah antara lain:
1.       Nikmati Hidup Yang Dilalui
Apapun keadaan yang dihadapi dalam kehidupan, coba saja untuk menikmatinya. Kalau kehidupan serba senang, tentu tidak terlalu payah untuk memupus kecemasan itu sendiri.
2.       Ambil Hikmah dari Hukum Rata-rata
Bila mana harus mengahdapi kesulitan, misalnya, pikirkanlah bahwa sebelumnya kita pernah merasakan kesenangan dan kelapangan. Jadi,wajar saja bila Wise Word mengatakan, hidup bagaikan roda. Kalau saat ini kita berada dibawah , tentu ebelumnya kita berada diatas. Ehingga secara average, keadaan kita menjadi impas. Menumbuhkan perasaan seperti ini, akan mengurangi rasa cemas dalam mengahdapi problem dan kesulitan yang menimpa.
3.       Bekerja Dengan Hal yang Tidak Terelakkan
Sebutanya saja tidak terelakkan, berarti kita harus mengahdapinya. Yang penting bagaimana kita menyingkapinya. Kalau bertemu tebing yang harus kita daki, ketemu lembah yang harus kita turuni. Kita tidak akan mampu meratakan gunung, atau menimbun lembah. Tetapi, bagaimana usaha kita agar bias sampai di puncak gunung dan di dasar lembah dengan selamat. Itulah yang harus dicarikan jalanya. Kecemasan saja, tidak akan menyelesaikan masalah yang akan dihadapi.
4.       Tetapkan Suatu Nilai Atas Kecemasan itu
Menetapkan nilai kecemasan dengan akibat yang akan diterima bilamana tidak mengatasinya. Dalam menghadapi ujian, biasanya seseora akan merasa cemas tidak akan lulus, boleh jadi memang itu yang akan terjadi. Karena rasa cemas akan membuyarkan , atau paling tidak mengurangi konsentrasi pikiran.
Konsekwensinya, bila tidak lulus, berarti masih harus menunggu satu kesempatan lagi yang berarti kecemasan dalam hal ini senilai dengan waktu tunggu , energy yang diperlukan, biaya hidup dan yang lainya yang dikeluarkan sampai kesempatan ujian yang akan datang. Menyadari nilai itu, akan mampu mendorong untuk menghilangkan kecemasan yang ada dalam diri.
5.       Menjaga Tetap Dalam Perspektif.
Kendatipun dalam kecemasan, sepanjang tetap berdoa on the coreeect track, serta dengan menyadari tetap mengarah kearah tujuan yang diinginkan, secara perlahan akan dapat menghilangkan, paling tidak mengurangi rasa cemas yang ada. Seoanjang mau konsisten menabung untuk keperluan dana dimasa pensiun misalnya, maka rasa cemas dalam menghadapi maa tersebut, akan berkurang banyak.
6.       Menyibukkan Diri
Melakukan aktivitas lain akan sangat mengurangi rasa cemas yang ada dalam diri, paling tidak untuk sementara waktu dapat dihilangkan. Misalnya, disaat menunggu suatu wawancara untuk sebuah pekerjaan , dapat saja kita melihat-lihat denah komplek kantor yang ada diruangan itu. Bias juga mengajak berbicara orang yang ada disana. Apalagi orang tersebut karyawan di perusahan tersebut, tentu dapat dijadikan sumber informasi yang akan menambah wawasan tentang perusahan tersebut. Hal ini jelas bias menjadi Added Value.

Apakah cara-cara diatas betul efektif dalam mengatasi kecemasan? Jawabanya tentu saja. Silahkan anda mencobanya !

Minggu, 09 Maret 2014

KHUSNUL KHATIMAH















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Rasanya semua muslim mengiginkan akhir kehidupan yang baik. Tentu saja baik menurut ketentuan Allah. Ketentuan ini dikenal dengan sebutan KHUSNUL KHATIMAH, yaitu suatu akhir yang baik.
                Untuk memperoleh hal tersebut, tentu tidak begitu saja dapat digapai. Boleh jadi dengan usahapun belum tentu kita dapatkan. Apalagi jika usaha tersebut tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh
Paling tidak, ada 4 cara yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Tentu saja, untuk memungkinkan bias mendapatkan akhir kehidupan yang baik atau khusnul khatimah yaitu:
1.       Membersihkan Tauhid dari Kemusyrikan
Pada dasarnya, syirik adalah dosa besar, inna syirka la zulmun ‘azim. Oleh karenanya, hal itu harus dijauhi. Sementara itu, ada sebagian orang dalam keadaan tertentu, disadari atau tidak, justru telah berbuat syirik. Misalnya saja mempercayai rasi bintang yang sering ditayangkan di media masa, atau pergi bertanya dan minta aran kepada seseorang yang dianggap mempunyai kemempuan meramal masa depan, kemudian mempercayainya.
Ini jelas bertentangan dengan yang kita ucapkan dalam shalat,iyy ka na’budu wa iyyaka nasta’in. sekali kita mencari pertolongan dan perlindungan selain kepada Allah, maka musyriklah kita.
2.       Bertaubat Kepada Allah
Disadari atau tidak, semua manusia tidak dapat lepas dari perbuatan salah. Baik itu kesalahan kepada Allah, apalagi kesalahan terhadap sesame manusia. Coba renungkan, apa saja aktifitas dari mulai dari bangun pagi. Sudah tepat waktukah melaksanakan holat subuh?. Adakah shalat itu dilakukan karena Allah semata, bukan karena alas an-alasan lain?
Sewaktu sarapan adakah memulainya dengan membaca Bismillahirrahma nirrahim, dan menyudahinya dengan mengucapkan alhamdullillahirabbil’alamin?. Begitu pula saat akan melangkahkan kaki menuju tempat bekerja dan sesampainya ditempat tujuan dengan selamat, sudahkah berterimakasih kepada Allah. Lantas selama berinteraksi dengan orang lain ditempat kerja, apakah ucapan, tindak tanduk dan perilaku, selalu berada dalam koridor Islami dan seterusnya.
Padahal, untuk menutupi kelalaian, Rasulullah saja beristiqhfar paling tidak 70 kali sehari semalam. Berapa kalikah permohonan ampun yang telah kita lakukan? Dalam hadist yang diriwayatkah Tarmizi, Rasul mengatakan “sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat
3.       Memperbanyak amal saleh
Kecenderungan umum adalah bilamana sudah melakukan shalat lima waktu yang diwajibkan, maka cukuplah
amal saleh pada hari itu.padahal, itu baru merupakan kewajiban yang memang harus dilakukan
Padahal shalat wajib akan mempunyai nilai tambah, apabila melakukan juga shlat sunat rawatib, membaca, menghayati dan mengamalkan Al-Quran, serta berbuat bauk dan mengulurkan tangan membantu orang lain yang membutuhkan, diminta atau tidak diminta, chairunna anfa’ahum linnas.
Seringkali kita menyambut tamu yang datang saja tidak bermuka manis. Apalagi tamu yang datang itu akan meminta bantuan kepada kita. Padahal senyuman itu adalah ibadah. Kadangkala bila ada orang yang mengundang kita, kita mencari-cari alas an untuk tidak datang. Bahkan mengucapkan salam saja saat bertemu orang lain kadangkala terasa berat esama muslim dan akan mendapatkan pahala bila kita kerjakan.
4.       Meminta maaf kepada orang
Bila mana kita pernah berbuat salah atau membuat orang lain merasa dirugikan baik moril ataupun materil maka dihari akhir kelak, orang tersebut dapat menuntut ganti rugi kepada kita dengan meminta sebagian pahala yang kita punyai. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut atau paling tidak meminimalkan digerogotinya pahala kita, ehingga bias menyebabkan kita “devisit pahala”yang pati akan menjadi malapetaka besar bagi kita. Maka berusahalah untuk meminta maaf kepada siapa kita mungkin berbuat salah. Dan bagi kita yang merasa diperlakukan tidak baik oleh orang lain, memaafkan kesalahan orang adalah sangat diaanjurkan. Malah hal itu merupakan salah satu cirri dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah:wal’afina’aninnas.

Kalau hal diatas sudah dilakukan alhamdullilah!kalaupun belum mungkin kita masih ada kesempatan. Yang menjadi masalah adalah, maukah kita melakukanya?

Sabtu, 08 Maret 2014

APA SIH DOKTOR ITU MENURUT seorang Amri Darwis


Assalamualaikum warah matullah hiwabarokatuh,

Kamis tgl 06 Maret 2014 kami di wisuda DOKTOR jurusan ILMU MANAJEMEN kosentrasi MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA di Universitas Negeri Jakarta dengan Judul Disertasi " MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA dalam usaha PEMBERDAYAAN DAN PELESTARIAN ADAT DI NAGARI". Perjuangan selama 3 tahun selesai sudah. 

Ada 10 tahapan yang harus dilalui untuk sampai ke wisuda tgl 06 Maret kemaren. Dari 24 teman-teman segrup MSDM.10.A, kami adalah  mahasiswa  yang ke 4 diwisuda, bahkan ada Teman untuk mendapatkan persetujuan Judul Disertasi ( yang merupakan tahap ke 3) saja sudah 6 kali menghadap Profesor Promotor belum juga di acc. Jadi yang merupakan "COBAAN" justru bukan mengikuti dan memahami materi mata kuliah yang diikuti, tapi untuk mendapatkan persetujuan yang ditandai dengan ditanda tangani lembaran yang kita ajukan kepada PROMOTOR. bertemu Beliau saja bukan main butuh kesabarannya. Kadang dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam menunggu di ruang tunggu , sudah mengisi Daftar Hadir, begitu Beliau muncul;  " Saya capek sekali, rapat dari pagi, besok saja kembali lagi ya". Berkali-kali situasi seperti itu menggeluti kita.

Jadi untuk mendapat GELAR DOKTOR itu yang diuji kesabaran, ketabahan dan kematangan kita menghadapi situasi yang lebih sering memojokkan kita sebagai mahasiswa, walaupun diluar itu kita "PETINGGI" di Lembaga tempat kita berkarir. InsyaAllah dan Alhamdulillah asal sabar dan istiqomah selesai juga. 

Mulanya MOTTO kelas kami   S3 = Sama-sama mulai., Sama-sama berjuang, Sama-sama selesai. Dipertengahan jalan MOTTO berubah menjadi " TSA= Tabah Sampai Akhir". Sebagai pembanding di Israel setiap 1 juta penduduk ada 16.500 Doktor, di Indonesia HANYA 165 Doktor. Jadi mari kepada Saudara dan Dunsanak untuk terus belajar, katanya untuk memperlambat pikun bagi Lansia, bergabunglah dengan  Program S3 dengan segala romantikanya. 

Kami yakin kalau kita pahami betul bahwa BELAJAR adalah SUNNAH RASUL, berarti setiap kegiatan yang merupakan proses untuk menuntut ilmu adalah IBADAH tentu studi ditingkat apa saja TIDAK MENJADI BEBAN bagi kita. Do'a kan Gelar DOKTOR kami memberikan manfaat bagi kami pribadi dan bagi orang lain, amin. Ini sekedar sharing atau berbagi semangat untuk membuat hidup bersemangat dan ceria, insyaALLAH, aaamiiin. Wassalam

Dr,Drs. H. Amri Darwis, S.A, MM.

Jumat, 07 Maret 2014

INDIKATOR DINUL ISLAM


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,- Apabila dinilai dari pengakuan saja, ke-Islaman seseorang tentu sangat sulit untuk diketahui kualitas yang sebenarnya:Karena itu untuk mengetahui lebih jauh tentang ke-Islaman seseorang:maka harus dilihat  dari beberapa indicator yang menjadi pentunjuk:teraktualisasi atau tidaknya Dinul Islam dalam kehidupanya.
Keberadaan Aqidah Islamiyah di dalam diri seseorang, seharusnya akan membuatnya mampu memelihara hal-hal sebagai berikut:
1.       Keimanan
Dalam Q.S.Ibrahim ayat 24, Allah menyebutkan perumpamaan iman yang teguh itu, seperti kasajaratin thoyyibatin, artinya bagaikan pohon yang kokoh:akarnyamenancap jauh kedalam bumi, batang, dahan, ranting dan daunya menjulang tinggi ke angkasa. Kalaupun angin datang menuip, bahkan badai datang mengamuk, boleh jadi dia akan bergoyang, namun bila angin tenang dan badai reda:dia akan kembali berdiri seperti semula.
Berbeda dengan kualitas imam yang rapuh, Allah memisalkanya dengan sebutan kasajaratin khabisath , seperti pohon yang rapuh (Q.S.Ibrahim 28):akarnya hanya sekedar menempel ditanah. Jangan topan yang datang, angin sepoi-sepoi pun akan mampu merubuhkanya.
Jadi apabila imanya mantap, maka ia akan beristiqomah untuk tetap berada dijalur shiratal mustaqim . Bahkan tidak jarang: hal tersebut mampu ditularkan untuk kemudian mengayomi orang lain yang membutuhkan. Layaknya pohon yang rindang, bias menjadi tempat berteduh dan berlindung bagi orang lain.
2.       Akal
Akal, sebagai salah satu factor yang melebihkan kedudukan manusia dari mahkluk lain;sangat penting untuk dipelihara kualitasnya. Karena menurut ketentuan Islam, apa saja yang dapat mempengaruhi, apalagi merusak akal manusia : dilarang dan diperintahkan untuk menjauhinya.
Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Q.S.Al Maidah ayat 9 Innamal chamru wal maisiru wal anshohu wal azlamu min’amalis syaithan fajtanibu (sesungguhnya minuman keras, judi, menyembah berhala dan ramal meramal adalah pekerjaan syaitan. Oleh karena itu jauhilah)
4 hal tersebut, tidak saja menyebabkan hilang atau berkurangnya akal dan akan tetapi juga merendahkan kedudukan akal sendiri.
3.       Martabat
Termaktub di dalam Q..At-Tin, Laqad chalaknal insane fi ahsani taqwim (sesungguhnya manusia merugi itu adalah mahkluk yang sempurna)
Manusia diciptakan Allah dengan kedudukan dan martabat yang tinggi di antara mahkluk Allah yang lainya. Namun tsumma radatna hu asfala safilin (bia terhempas ke lembah kehinaan). Illal ladzina ‘amanu wa ‘amilussholihat (kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh).
Jadi yang dapat memelihara martabat manusia, adalah amal perbuatan baik yang berlandaskan kepada imam. Makanya ajaran Islam sangat melarang perbuatan yang melanggar hak-hak manusia, termasuk hak kepemilikan akan benda dan hak untuk hidup.
Sebagaimana yang ditegaskan Rasullullah,”Inna dima akum waamwalakum ‘alaikum haram (sesungguhnya harta dan nyawa sesame haram bagimu). Berarti perbuatan yang melanggar hak kepemilikan harta benda dan nyawa sesam muslim, diharamkan dalam ajaran islam.    
4.       Harta
Keberagaman, harus mampu mengarahkan untuk selalu berada dalam koridor Allah dan RasulNya, dalam memilih sumber nafkah. Mulai dari cara memperoleh, menggunakan harta serta mendistribusikanya. Dalam ajaran Islam tidak boleh merugikan orang lain dalam mencari Harta benda dan kebutuhan lainya. ”watakkulu amawalakum bainakum bil bathil (jangan sampai kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil).
Berarti dalam tuntunan Islam, untuk memperoleh harta sumbernya harus yang berkualitas halalan dan thoyiban.
5.       Keluarga
Ku anfusakum wa ahlikum naro (periharalah dirimu dan ahli (anak&istrimu)serta familimu dari azab neraka). Sebagai muslim, memiliki kewajiban untuk memelihara diri dan anggota keluarganya dari azab neraka.
Untuk itu ajaran Islam menuntun umatnya mulai mencari jodoh, melaksanakan pernikahan, berumah tangga, mendidik anak, sampai akhirnya mampu membangun rumah tangga sakinah mawaddah dan warahmah. Rumah yang baiti jannati untuk membentuk keturunan shaleh dan shalehah.
6.       Agama
Disamping berkewajiban untuk melaksanakan sendiri ketentuan Agama, setiap muslim juga sangat dihimbau untuk mengajak orang lain ke jalan Allah dan Rasulnya. Wal takam mainkum ummatum yad’una ilal chair, wayak muruna bil ma’aruf, wayanhauna ‘anil munkar.
Untuk ajakan tersebut, Allah memberikan suatu penghargaan yang tinggi melalui firmaNya”waman’ahsanu qoulammirnma da’ailallah (apakah ada perkataan yang lebih baik dari perkataan yang mengajak orang ke jalan Allah)

Nah sebagai seorang muslim sudahkah mampu memelihara ke 6 hal tersebut?akan menjadi lebih baik, bila kita mulai menilai dan menyimpulkannya sekarang juga.




Kamis, 06 Maret 2014

ECONOMIC NETWORK















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-  Salah  satu masalah  terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini , adalah kesenjangan ekonomi masyarakat. Ini sebagai akibat kesalahan strategi pembangunan. Hasilnya, tentu saja terjadi jurang pemisah antara kelompok yang mampu semakin lebar dan dalam.
Persoalan tersebut, justru ditambah dengan posisi hutang luar negeri Indonesia saat ini 96% dari produk domestic ruto. Untuk membayar hutang tersebut, terpaksalah harus menggunakan pinjaman baru, serta penggalian sumber daya alam sebanyak-banyaknya.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka perlu diterapkan system ekonomi yang berbasiskan kehidupan rakyat. Jadi penegakan demokrasi yang saat ini sedang diperjuangkan, hendaknya diikuti dengan penegakan keadilan dalam bidang ekonomi.
Sebagai contoh, ummat Islam  yang berjumlah 87% dari 209 juta penduduk Indonesia, harus mampu membangun jaringan ekonomi yang kuat. Kalau mau saja umat Islam berpikir secara objektif, dengan jumlah sedemikian besar, merupakan solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Umat Islam adalah   stockholder dan stake holder sekaligus.
Ummat Islam adalah konsumen yang pontensial, karena itu harus diorganisir oleh pihak produsen. Bila tidak mampu menyelesaikan permasalahan sendiri,maka akan muncul pihak lain menawarkan solusi yang tentunya latarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan sendiri, baik yang mereka utarakan secara resmi maupun yang tersembunyi.
Jadi usaha saat ini harus diarahkan, bagaimana menjadikan ummat Islam sebagai mesin penggerak ekonomi kita. Untuk itu, yang paling penting ditumbuh kembangkan, adalah kesadaran dan keinginan untuk bersatu membangun economi network.
Jelas yang menjadi basisnya adalah mutual trust diantara umat islam. Suasana saling curiga, serta keinginan hanya untuk mendahulukan kepentingan diri sendiri atau kelompok sendiri, pasti akan menjadi penghambat utama untuk terciptanya jaringan ekonomi ini.
Untuk itu, barangkali yang bias dijadikan embrio net-work adalah: kelompok-kelompok masjid, kelompok majelis ta’lim, kelompok remaja masjid, dan lain-lain. Di antara anggota ini, sudah terjalin rasa percaya, saling membantu, rasa kesatuan dan hubungan ukhuwah yang cukup kuat. Jadi jangan kelompok yang ada hanya digunakan untuk kepentingan politik saja. Namun harus diarahkan kepada kepentingan untuk meningkatkan taraf hidup umat di bidang ekonomi, yang sejak zaman Indonesia merdeka, hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Kelompok  yang sudah terbangun ini, harus mampu membangun unit-unit usaha yang menyangkut keperluan masyarakat banyak. Misalnya aja, membuka usaha perbengkelan, distributor barang-barang kebutuhan pokok, unit pelayanan kesehatan, lembaga-lembaga pendidikan yang memfokukan pada pembekalan ilmu dan pengetahuan yang bersifat life skill dan masih banyak lainya

Rasanya hal-hal tersebut dimulai segera. Harus ada di masing-masing daerah atau wilayah, mau menjadi inisiator, untuk memulai mengorganisir usaha ini. Tentunya dises
uaikan dengan situasi dan kondisi objektif yang ada. Nah, siapa yang mau memulai?


Selasa, 04 Maret 2014

DIALOG TINGKAT TINGGI

















Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,- Kalau yang berdialog itu rakyat kecil, tentu dampaknya terhadap masyarakat boleh dikatakan tidak ada. Bahkan kalau yang berdialog itu pemimpin bangsa sekalipun, paling-paling yang terkena imbas secara langsung hanya bangsa itu sendiri. Namun kalau yang berdialog itu Rasullullah dan teman berdialognya malaikat Jibril, jelas pengaruhnya akan mengena manusia.
Itulah yang pernah terjadi pada suatu saat. Dalam suatu dialog dengan Rasullullah, malaikat mengingatkan manusia akan suatu resiko atau akibat yang mereka tanggung dari perbuatan-perbuatan melanggar ketentuan Allah dan RasulNya.
Kata jibril kepada Rasullullah: “Bila mana manusia sudah keranjingan melakukan dosa, melanggar larangan Allah sudah menjadi konsumsi sehari-hari, dan perselisihan antara rakyat dengan penguasa, bilamana manusia dalam berusaha dan berniaga sering mengurangi takaran dan timbangan, maka Allah akan menurunkan penyakit yang tidak bias disembuhkan.
Pertama Allah akan menjadikan masyarakatnya berprilaku kasar serta berada di bawah maka Allah akan menjarangkan turunya hujan.
 Terus terang bila kita jujur, apa yang diingatkan Jibril dalam dialog di atas, sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan yang kita dapati saat ini. Kalau kita coba menganalisa menggunakan teori pembuktian terbalik, dimana akibatnya dulu yang kita buktikan, maka statement Jibril tadi tidaklah berlebihan.
Berbagai jenis penyakit yang belum bisa disembuhkan sampai saat ini adalah AIDS. Kendati ada penemuan sejenis tumbuhan yang disebut bintangor di daerah Sarawak, yang diklaim bias mengatasi penyakit jenis AIDS , namun secara keseluruhan, penyakit ini masih merupakan momok yang sangat mengerikan manusia. Betapa tidak, penderita penyakit ini akan kehilangan daya yahan tubuh, sehingga penyakit seringan apapun yang menyerang, dapat mengancam jiwa mereka.
Menurut data WHO , saat ini setiap menit ada lima orang yang terinfeksi AIDS di dunia. Penyebab timbulnya penyakit ini, karena perilaku seksual yang menyimpang dari ketentuan Allah, seperti yang dilakukan umat nabi Luth dulu (Homo sex dan lesbi-pen)
Tawuran antar pelajar, antar warga,antar suku, sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita saat ini. Ruang lingkup tempat mencuatnya perilaku kasar, tidak saja di kota-kota besar, bahkan juga sudah sampai ke pelosok, antara lain di singkawang, Kalimantan barat, di tual Maluku, di Batam Riau dll.
Kalau masalah pemerintahan yang zalim dan perselisihan antara masyarakat dengan penguasa “saluang sajolah nan manyampaian” atau “Tanya sama rumput yang bergoyang.”
Rasanya frekuensi turunya hujan, jika dikaitkan dengan periodesasi turunya hujan yang seharusnya di daerah tropis, juga sudah berkurang, walaupun hujan air mata bertambah lebat entah di Aceh, entah di Ambon, entah di Timor-timor, dan seterusnya. Inipun terlepas dari gejala alam yang disebabkan oleh El Nino, atau karena dana reboisasi kesasar entah kemana, atau lubang ozon yang semakin besar. Yang jelas turunya hujan sudah semakin jarang.
Dengan demikian maka memang benar dialog tinggkat tinggi terebut. Jika kita himpun, maka akan kita dapati tiga perbuatan terbanyak pada hari ini yang menghasilkan penyakit terbesar sepanjang masa:
a.       Manusia sudah terlalu banyak berbuat dosa
b.      Pengurangan takaran dan timbangan baik kualitas maupun kuantitas sudah biasa dilakukan manusia yang melakukan usaha perdagangan dalam berbagai jenis dan bentuknya saat ini.
c.       Banyak manusia yang sudah enggan membayar zakat
Adakah andil kita didalamnya? Sal Dzamirah! Tanya hati

nurani masing-masing!

Senin, 03 Maret 2014

asslm ww, Dunsanak2 nan Ambo muliakan ;

InsyaALLAH, tgl 06 Maret lusa Ambo di wisuda di KEMAYORAN EXPO (Program S3-MSDM, UNJ). Tarimo kasih atas do'a dan dukungan nyo untuk Ambo, mudah2an dibaleh ALLAH balipek gando, amin. Andaknyo bisa pulo manyemangati nan mudo2, aaamiin. Salam hormat, Ambo dan keluarga ; Wassalam.

(Dr.Drs.H.AMRI DARWIS, S.AB,MM)

Sifat MURU,AH

Dalam kehidupan , kepada kita selalu dihadapkan 2 hal yang bersifat antagonis, yaitu yang baik dan buruk, haq dan bathil, halal dan haram, dst. Kemampuan kita untuk selalu memutuskan pilihan kepada pilihan yang mengikuti ketentuan ALLAH dan tuntunan RASULULLAH disebut MURU'AH.
Ada 4 sifat muru'ah dalam keseharian kita, yaitu ;

1. MURU'AT Al LISAN ; yaitu bagaimana kita dalam bertutur kata selalu mengucapkan lisan yang yang baik, yang santun, yang menyejukkan hati orang yang mendengarnya. Kalau kita merasa tidak mampu untuk melakukan hal demikian dalam situasi tertentu, katakanlah disa'at kita sedang marah dan kesal maka sebaiknya kita diam saja. Ini yang dikatakan Rasulullah " Fal yukminunALLAHi wal yaumil akhir, fal jaqul chairan auliyasmut " = kalau engkau beriman kepada ALLAH dan hari akhir berkatalah yang BAIK atau lebih baik DIAM. " Silent is golden".
Perkataan seperti apa yang baik disisi ALLAH?? "...da'a ilALLAH.." yaitu perkataan2 yang mengajak kejalan ALLAH. Mau kah kita melakukannya, berpulang pada diri kita masing2.

2. MURU'AT Al MAL ; harta kita selalu didapat, digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan petunjuk ALLAH dan RASUL. " kulu mimma fil ardi, HALALAN THOYIBAN " , yang halal dan yang baik. Halal menurut syari'at dan baik menurut kesehatan. Sebab "....daging yang berasal dari yang haram, sesungguhnya neraka lebih berhak terhadapnya..." kata Rasulullah.

3. MURU'AT Al QULUB ; Qulubun Zakirun, hati yang selalu ingat kepada ALLAH. Hati inilah yang setiap kita dengar bisikannya selalu membisikkan bisikan "MALAKIYAH", bisikan yang baik2 bukan bisikan"SYATHANIAH" bisikan setan. Karena itu hati kita selalu kita pelihara jangan menjadi kotor karena perbuatan dosa yang kita lakukan. jangan menjadi membatu karena "penyakit" hubuddunya, cinta dunia yang berlebihan. Kalau hati sudah ditutupi "tabir" dari NUR ILLAHI tidak lagi mampu dan  mau menerima yang HAQ. " Chatamallahu 'ala qulubihim......"  

4. MURU'AT Al JAL ; amanah harus kita pelihara. Harta , keturunan dan jabatan adalah amanah yang dititipkan ALLAH kepada kita. Apalagi bagi yang mendapat amanah sebagai Pemimpin, risiko yang kita terima sangat berat kalau amanh itu tidak kita pelihara dan jalankan sesuai tuntunan ALLAH dan RASUL. Orang yang diberi amanah sebagai Pemimpin (formal dan informal), tidak menggunakan wewenang, jabatan dan pangkatnya untuk mengajak orang2 yang dipimpinnya kejalan Allah, maka jangankan masuk SURGA, mencium wanginya SORGA saja tidak akan mendapatkan kesempatan. Padahal wanginya sorga itu sudah tercium dari jarak 70.000 tahun perjalanan.

Mari kita pelihara sifat MURU'AH dalam diri kita masing2, kalu mau insyaALLAH bisa, Allahualam bissawab.

Minggu, 02 Maret 2014

Time management ala RASULULLAH

Ada 4 KEGUNAAN WAKTU kata Rasul :

1. Yunaji fiha Rabbahu  : Bermunajad kepada Allah, berkomunikasi , berdialog dg Allah melalui Ibadah yg ada syariat dan rukunnya yaitu SHALAT 5 WAKTU, PUASA RAMADHAN, ZAKAT dan HAJI. kemudian melalui ibadah2 TANPA ADA RUKUN DAN SYARATNYA, SEPERTI SEDEKAH, SILATURRAHIM, MENUNTUT ILMU dll. Khusus Shalat adalah sarana untuk meminta kepada ALLAH " Memintalah kepadaKU dengan SABAR dan SHALAT...". Jadi syarat utk meminta kepada ALLAH harus SABAR dan SHALAT. Shalatpun harus yang khusuk "...illa 'alal Chosi'in..". Jadi kalau permintaan kita belum dikabulkan ALLAH boleh jadi kita baru MENGERJAKAN bukan MENEGAKKAN Shalat. Yang diperintah " AQOMUS SHOLAH...." Tegakkan Shalat !!. Atau mungkin kita tidak Sabar menunggu berkenanNYA ALLAH memenuhi permintaan kita. Allahu'alam bisshawab.

2.Yuhasabu fiha nafsahu : Hitung2 dirimu !. Apa yang kita hitung dan nilai ttg  diri kita ?. Setidaknya untuk apa kita gunakan 5 HAL sebelum datang 5 YANG LAIN :
a. Untuk apa HIDUP digunakan sebelum KEMATIAN datang.
b.  ....."........ MUDA .............."............  TUA datang.
c. ....."......... SEHAT ............."...............SAKIT datang.
d. ....."......... KAYA...............".............. MISKIN datang.
e. .....".........KESEMPATAN.......".........KESEMPITAN datang.

3. Yatafakkaru fihin Illahi 'azza wajalla : merenungkan CIPTAAN ALLAH, mulai dari diri kita sebagai MAKHLUK ALLAH yang sebaik-baiknya kejadian, yang Allah ciptakan makluk lain untuk keperluan kehidupan manusia. Diharapkan dengan merenungi ciptaan ALLAH membuat kita menjadi orang yang bersyukur kepada ALLAH.

4. Mencari Nafkah : mencari rezki untuk hidup dan kehidupan adalah IBADAH. Maknanya kalau kita meyakini bekerja adalah ibadah kepada ALLAH, tentu tidak mungkin kita akan melakukan apa2 yang dilarang oleh ALLAH. Tidak mungkin kita mempersembahkan kepada ALLAH suatu yang tidak baik. 

Mudah2an bermanfaat, amin yang ALLAH, wassalam.

D.U.I.T: SARANA KESELAMATAN


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Semua orang pasti tahu betul maksud dan arti dari judul ini. Kecuali (orang-orang yang hiduped) di zaman primitif, dimana transaksi perdagangan masih memakai cara barter:barang dengan barang. Bahkan kadangkala kedua belah pihak tidak perlu berhadapan langsung dalam proses transaksi.
Di zaman modern, rasanya sangat mustahil transaksi perdagangan dilakukan tanpa menggunakan duit, sebagai alat pembayaran sah. Walaupun dapat berbentuk pengganti lainya seperti cheque, giro bilyet dan lainya.
DUIT sebagai sarana  kebutuhan manusia untuk mencapai keelamatan hidup di dunia dan di akhirat. Ternyata memiliki pengertian lain sebagai berikut
1.       DOA
Ada yang menyebutkan bahea intinya ibadah itu adalah do’a. sebab do’a merupakan salah satu cara untuk menunjukan kesadaran dan pengakuan, betapa lemahnya manusia sebagai hamba Allah. Karena hanya kepda Allah sajalah selayaknya (kita-ed) mengabdi dan meminta pertolongan, sebagaimana yang termaktub dalam ummul Qur’an surat Alfatihah Iyyaka na’budu wa iyyaka nastha ‘in, yang artinya, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi, dan hanya kepada Engkaulah jua kami memohon pertolongan 

Melalui do’a, akan dapat membuka pintu masuk inayah dan  ridho dari Allah bagi kita. Rasullullah dalam berbagai kesempatan berkumpul dengan para sahabatnya, sering mengemukakan berbagai syarat untuk berdo’a, antara lain:
-Tadorruk (Merendahkan diri dihadapan Allah)
-Tharah  (Dalam keadaan suci dan berwuduk). Di tempat yang baik seperti Masjid, Mushalla, Multazam, dan tempat lainya yang terjaga dari berbagai najis.
Salah satu hadist, Rasullullah menyebutkan, ada dua golongan manusia yang doanya cepat di hijabah (diterima)Allah, yaitu orang yang berpuaa dan orang-orang yang teraniaya.
2.       Usaha
Allah mengatakan dalam surat Ar-Ra’d Ayat 11 Innallahalaa yughaiyiru ma bi qaumi hatta yughaiyuru ma bi anfusihim, yang artinya:Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, sampai kaum itu sendiri berusaha untuk merubahnya.
Dalam lingkup yang lebih kecil ini hal yang sama berlaku juga bagi setiap orang. Dalam Q.S.An Najm 39 didebutkan pula: Wa anlaisa lil insane illa maa Sa’a, artinya, dan manusia tidak memperoleh, kecuali apa yang diusahakannya
Dalam kedua Firman Allah tersebut, terlihat betapa kuatnya dorongan Ajaran Islam, agar ummatnya mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Bahkan Rasullullah menambahkan,”Tangan di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.” Atau menurut pribahasa,”Memberi itu lebih baik dari pada menerima”.
Untuk bias tangan di atas, tentu dibutuhkan kepemilikan di atas rata-rata. Dalam situasi sulit, pasti dibutuhkan usaha ekstra  atau willingness to do more , kecuali bila mau menempuh cara-cara tidak terhormat, baik berasal dari pandangan manusia apa lagi dari pandangan Allah.
3.       Ikhsan
Agar kita tidak menghalalkan segala cara dalam menjalani kehidupan, maka diperlukan keyakinan akan keberadaan Allah di manapun, kapanpun dan dalam keadaan yang bagaimanapun kita seperti yang ditegaskan Allah dalam Q.S.Al Baqarah 186:Wa idza sa alaka ‘Ibadii ‘anni, fa inni qoribun ujibu da’watadda’I idza da’anii fal yastajibuli wal yu’minubi la’allalukum yarsyuduun. Artinya: Bila hamba-hambaKu bertanya tentang aku, katakan bahwa Aku dekat. Aku perkenankan permohonan orang yang berdo’a. Maka hendaklah mereka memenuhi panggilanKu, dan hendakilah mereka beriman kepadaKu. Demikian itu bagi mereka orang-orang Yang Cerdas.
Rasanya dengan sifat Ihsan yang ada dalam diri, akan mampu menghalangi kita dan berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah.
4.       Tawakal
Seringkali dalam kehidupan, apa yang tidak diinginkan justru datang, sementara apa yang ditargetkan, bahkan secara matematis dan logis akan dapat teraih, malah menjauh. Di saat inilah diperlukan untuk berserah diri kepada Allah. Di saat semua sumber daya telah dikerahkan , ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diperhitungkan. Saat itulah yang paling tepat untuk menyimak Firman Allah yang Artinya:dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu uka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedangkan kamu tidak mengetahuinya. (QS:2, ayat 216)

Bukankah salah satu cirri orang yang beriman itu wanarocho alal qhodo, kata Rasullullah, yaitu ilkhlas menerima ketentuan Allah? Jadi dengan ber DUIT(ber-Do’a,ber-Usaha yang keras, bersifat ikhsan dan ber Tawakal dalam setiap situasi), insyaAllah akan membawa keselamatan hidup didunia dan akhirat. Amin ya Rabbal’alamin.