Kamis, 03 April 2014

THE END OF THE WORD


Kumpulan Tulisan H. Amri Darwis,-Judulnya nyanyian Skeeter Davis memang. Tapi kali ini kita bukan ingin berdendang, namun melihat dari dimensi peradaban manusia yang tentunya akan berakhir seiring dengan berakhirnya keberadaan dunia itu sendiri, sebagai satu-satunya planet yang mampu memfasilitasi kehidupan manusia.
Beberapa waktu yang lalu, satu tim ahli dari sebuah universitas terkemuka di Amerika Serikat melakukan suatu percobaan di daerah Amerika Utara, untuk mengantisipasi apabila planet Bumi mengalami malapetaka, tindakan apa yang perlu dilakukan.
Dalam scenario kiamat yang mereka bikin, para ahli tersebut memperkirakan penyebabnya, karena membesarnya ukuran matahari hingga mengakibatkan meningkatnya suhu bumi dan berdampak pada mencairnya semua es yang ada di kutub.
Informasi mengenai langkah-langkah penyelamatan yang mereka hasilkan, tidak atau belum mereka publikasikan. Barangkali pada saatnya nanti, akan menjadi suatu komoditi yang mempunyai nilai komersial. Jadi keyakinan akan adanya terminal akhir kehidupan di dunia ini, ada pada semua manusia, tidak mengenal wilayah, suku, bangsa, dan agama.
Berbicata tentang petunjuk-petunjuk dan tanda-tanda yang mengisyaratkan telah dekatnya akhir zaman , Rasulullah SAW dalam hadistnya bersabda:”sesungguhnya akhir kehi-dupan di dunia ini sudah angat dekat, apabila terlihat empat hal yaitu:
a.       Dianggakatnya Ilmu tentang Din-nullah, maksudnya:
Perhatian dan penghargaan manusia terhadap ajaran Allah sudah semakin menipis. Ilmu-ilmu duniawi jauh lebih menarik ketimbang menekuni ilmu menyangkut aqidah Islam. Ini terlihat dari kesediaan orang untuk membayar mahal dan menyediakan waktu untuk mempelajari bahaa asing, ilmu computer, dan lain-lain ketimbang mempelajari Al-Qur’an. Harusnya, perhatian dan penghargaan   itu seimbang , tidak menerapkan pola bukan membalah batuang (membelah bamboo-ed)
b.      Pembunuhan terjadi dimana-mana
Maksudnya, harga nyawa manusia  sangat rendah. Karena alasan uang seratus rupiah, nyawa bisa melayang. Ironisnya lagi bahkan ada anak yang tega membunuh ibunya hanya karena masalah warisan, bahkan ada seorang anak yang membunuh kedua orang tuanya dan saudara kandungnya sekaligus. Sementara ada cucu yang menyudahi neneknya, karena nenek tidak berkenan memberi uang yang diinginkan oleh sang cucu. Padahal, Rasulullah SAW dalam hadist yang lain mengatakan “Inna dimaakum wa amwalakum ‘alaikum haram”, artinya sesungguhnya darah dan harta sesamamu haram .
c.       Fitnah semakin marak
Sebagaimana yang Allah firmankan: “Al finatu asyaddu minal cloth”, artinya:Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Begitu ketentuan dala Islam. Namun saat ini fitnah memfitnah, hajat menghujat, terutama pada golongan yang disebut sebagai intelektual dan pemimpin, gejala itu semakin ramai.
Barangkali kita masih ingat kasus”Udin”, wartawan Bernas yang tidak jelas penyelesaianya sampai sekarang. Begitu pula dengan nasib Karta dan Sengkon yang sempat mendekam dalam penjara bertahun-tahun karena dituduh melakukan pembunuhan yang tidak pernah mereka kerjakan, dan masih banyak kasus lainya yang sejenis.
d.      Sifat bakhil bertambah subur:

Kalau kita cermati, sebagai saudara-saudara kita pada saat ini, untuk mendatangi tempat-tempat yang bernuansa maksiat, mau saja menghamburkan uang. Sebaliknya, untuk keperluan jihad fisabilillah, mereka cukupkan dengan uang pecahan kecil saja. Karena itu pula, bila ada yang ingin membangun tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam, sering berteriak-teriak menggunakan pengeras suara meminta sumbangan kepada orang-orang yang lewat di jalanan. Pengalaman lebih banyak membuktikan, kalau dihimbau aja untuk menyumbang, lebih banyak orang yang berdalih dan ujung-ujungnya uang tetap tidak keluar.       

Share on :

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 komentar:

Posting Komentar